tak harus kuberi judul sajak ini, dan kau pun tak perlu membaca sajak ini
biarkan semua hurufnya berjajar menghalangi berjuta rindu dendam yang liar
jangan pernah kau punya niat untuk mengeja setiap katanya
adalah penyesalan mendalam dibalik setiap bait yang kau indera
dipena kulukis muka belati, dikertas putih kucoretkan sayatan hati,
dimeja lusuh gumpalan darah melati
tanpa titik kau temui karena aku belum mati
sampai sajak ini kuakhiri bacalah kembali baris perbaris sampai mengerti
sampai disini adalah kalimat tanpa arti dan tak perlu kau mengerti
09 December 2003
09 November 2003
Namailah Kepuasanmu
namailah mereka seenak perutmu hingga nuranimu buncit menghabiskan nafsu
dan jangan pernah kau merajuk, karena Dia tak kan pernah mau beranjak masuk
kunyah mereka diantara geraham gila, lalu injak tepat diatas kerendahannya
hingga hau hanya melihat ampas dari ampas yang biasa kau cacimaki tanpa belas
apa kau puas ?
sudah tuntas ?
belum lagi kau ulangi mereka sudah berdiri berjalan berlari meninggalkan dunia terlupa
lemas dan malas tetap mereka punguti bintang jatuh di pinggiran trotoar pagi ini
dan mereka akan kembali padamu sekedar untuk kau injak dan, dan, dan.. terserah apa maumu
kau berikan mereka detik dan mereka kembalikan zaman untukmu
apa kau puas sekarang ?
sudah tuntas sekarang ?
mereka hanya meminta perutnya kau kembalikan sore ini, supaya bisa mereka balut dan mereka kenakan kembali esok pagi
dan semuanya akan mereka anggap lunas sore itu juga
puas ?
dan jangan pernah kau merajuk, karena Dia tak kan pernah mau beranjak masuk
kunyah mereka diantara geraham gila, lalu injak tepat diatas kerendahannya
hingga hau hanya melihat ampas dari ampas yang biasa kau cacimaki tanpa belas
apa kau puas ?
sudah tuntas ?
belum lagi kau ulangi mereka sudah berdiri berjalan berlari meninggalkan dunia terlupa
lemas dan malas tetap mereka punguti bintang jatuh di pinggiran trotoar pagi ini
dan mereka akan kembali padamu sekedar untuk kau injak dan, dan, dan.. terserah apa maumu
kau berikan mereka detik dan mereka kembalikan zaman untukmu
apa kau puas sekarang ?
sudah tuntas sekarang ?
mereka hanya meminta perutnya kau kembalikan sore ini, supaya bisa mereka balut dan mereka kenakan kembali esok pagi
dan semuanya akan mereka anggap lunas sore itu juga
puas ?
08 November 2003
Sebait Tasbih
dalam dzikir temani embun merona
sendu tilawah mengantar nada
ah, lupa akan mereka di doa
pada kedalaman sujudku kan kubalas semua
disebait tasbih
sendu tilawah mengantar nada
ah, lupa akan mereka di doa
pada kedalaman sujudku kan kubalas semua
disebait tasbih
27 October 2003
Hanya Cahaya
kini sudahi saja
larilah kepangkuan bumi
dan di sana kau akan lihat semua
segala tetekbengek atribut evolusi tak berarti
dan jerit dunia adalah senandung calon syurga
pun tawa fana disana berubah lemah merenta
hanya cahaya
ya, cahaya kau perlu
bawalah satu lampion kubus terbuka
satu pemantik api abadi
dan harga diri sepenuh hati
lalu kembalilah kemari
perbaiki masa lalu, masa kini dan masa depanmu
dan sekali lagi kau sudahi hidupmu
dibawah temaram bayang mewangi
dan pundi pundi yang membias dipelupuk
akhirilah dengan mengusung cahaya
larilah kepangkuan bumi
dan di sana kau akan lihat semua
segala tetekbengek atribut evolusi tak berarti
dan jerit dunia adalah senandung calon syurga
pun tawa fana disana berubah lemah merenta
hanya cahaya
ya, cahaya kau perlu
bawalah satu lampion kubus terbuka
satu pemantik api abadi
dan harga diri sepenuh hati
lalu kembalilah kemari
perbaiki masa lalu, masa kini dan masa depanmu
dan sekali lagi kau sudahi hidupmu
dibawah temaram bayang mewangi
dan pundi pundi yang membias dipelupuk
akhirilah dengan mengusung cahaya
Pelangi Putih Polos
ingin diam
berhenti mengalir dan diam
dalam jenak-jenak menara
rapikan bendungan awan rasa
dan tumbuh tunas-tunas
dihiasi sekuntum pelangi diujung tuntas
satu pelangi putih polos
yang siap ku warnai merah kuning hijau
dari sisa-sisa kaleng usia
berhenti mengalir dan diam
dalam jenak-jenak menara
rapikan bendungan awan rasa
dan tumbuh tunas-tunas
dihiasi sekuntum pelangi diujung tuntas
satu pelangi putih polos
yang siap ku warnai merah kuning hijau
dari sisa-sisa kaleng usia
05 October 2003
Menuju Syurga
Di persimpangan keimanan.
Dia berkata, "tunggu !".
Sejurus itu menghentikan angin, ombak, magma dan rotasi bumi.
Turun dari pelana bertelanjang kaki.
Ambil wudlu.
Sujud.
Melaju kembali menuju syurga.
Alfa
4:23 18/09/2003
Dia berkata, "tunggu !".
Sejurus itu menghentikan angin, ombak, magma dan rotasi bumi.
Turun dari pelana bertelanjang kaki.
Ambil wudlu.
Sujud.
Melaju kembali menuju syurga.
Alfa
4:23 18/09/2003
Pengantar Do'a
seperti biasa
malam ini aku kan mencoba lagi mengantarmu ke pelataran-Nya
sajadah yang terbentang
asa menjulang
kutundukkan jiwa menyapa makna
merangkai hari-hari kemarin dan masa depan dalam satu alinea
diantara dua titik-titik
...
Rabb
kuhantar satu lagi do'a
semoga Engkau terima
...
jemariku tak sanggup lagi tengadah
coba mengais nurani hingga jelang sang pagi
jauh dan menjauhlah bimbang
hingga menjadi titik di bias fajar
kan kuhampiri embun pagi nanti berbekal seikat puspa
kan kunanti harapku yang telah Dia terima
hanya satu kata diantara bait malam itu
"semoga"
Alfa
2:34 AM 9/6/2003
malam ini aku kan mencoba lagi mengantarmu ke pelataran-Nya
sajadah yang terbentang
asa menjulang
kutundukkan jiwa menyapa makna
merangkai hari-hari kemarin dan masa depan dalam satu alinea
diantara dua titik-titik
...
Rabb
kuhantar satu lagi do'a
semoga Engkau terima
...
jemariku tak sanggup lagi tengadah
coba mengais nurani hingga jelang sang pagi
jauh dan menjauhlah bimbang
hingga menjadi titik di bias fajar
kan kuhampiri embun pagi nanti berbekal seikat puspa
kan kunanti harapku yang telah Dia terima
hanya satu kata diantara bait malam itu
"semoga"
Alfa
2:34 AM 9/6/2003