17 September 2004

Untuk Entah

cukupkah satu puisi ?

untuk menghantam egomu
memenggal sempitnya kepalamu
mengoyak isi hati
memburu dimana letak nuranimu
memburai semua makar

cukupkah bau amis selama ini ?

untuk mengenyangkan semua nafsu
menyenangkan iblis yang bersemayam
menyunggingkan senyum dibibirmu, keparat!

terlalu banyak bunga tergugur untuk belasungkawa
terlalu lumrah hari hari duka berbalut awan berabu

cukup!

telah kering darah dan air mata,
apalagi yang harus menitik bila luka ?


alfalah : 090904

16 September 2004

Jika Syahid adalah Bunga

maka ijinkanlah dia lindap direlung hati ini dan mengantarnya untuk merekah merah diantara dinding bisu palestina


alfalah 5:47 AM 9/16/2004

12 September 2004

Kado Cahaya

engkaulah rinai hujan yang bercerita tentang pagi
seolah menahan lelap kita
untuk tetap terjaga dalam buaian mimpi

bangunlah,
saat ini kita akan mengeja hari
mengimla detik demi detik pada lembaran diari
seindah harmonisasi partitur
yang mengiramakan detak jiwa

takdir ini akan kulukis pada putik taman hati
dan biarkan ia merekah
serupa rona melati
hingga senja usai dan malam mengurai kelam
saat itu kita adalah sajak sajak cahaya
pada untaian rindu yang nisbi
berbingkai sahdu syahadah


alfalah 5:38 PM 9/12/2004

05 September 2004

Epilog Pagi

kapankah badai akan menemui waktunya
dalam mimpi
hanya ada derai cemara
yang menelisik hati

lalu sontak!
: hari telah berganti


alfalah 10:55 PM 9/5/2004