cukupkah satu puisi ?
untuk menghantam egomu
memenggal sempitnya kepalamu
mengoyak isi hati
memburu dimana letak nuranimu
memburai semua makar
cukupkah bau amis selama ini ?
untuk mengenyangkan semua nafsu
menyenangkan iblis yang bersemayam
menyunggingkan senyum dibibirmu, keparat!
terlalu banyak bunga tergugur untuk belasungkawa
terlalu lumrah hari hari duka berbalut awan berabu
cukup!
telah kering darah dan air mata,
apalagi yang harus menitik bila luka ?
alfalah : 090904
No comments:
Post a Comment