15 February 2004

Membagi Apologi

Sebentuk apologi tersaji di meja makan, menunggu kau bagi pada malam. Satu demi satu kau beri, lalu kau sisakan satu potong kecil di atas kursi. Terlupa untuk siapa. Keningmu tak henti berkerut sambil memutarmutar otak kosong. Tak ada perubahan, masih saja pelupa. Pesta pun usai.

Indahnian detik berlalu dan potongan itu sudahlah basi dimakan waktu tak bersisa. Satu malam bercengkerama dengan gemintang dan purnama. Bahaknya terdengar sampai menggoyang mejamu. Sampai detik itu purnama bercerita tentang lolongan manusia, yang diceritakan angin dingin padanya. Manusia itu masih mencari sepotong apologi yang kau janjikan. Dialah pemilik potong terakhir yang dimakan waktu. Dan manusia itu adalah manusia yang dilupakan waktu.

No comments: