cukupkah satu puisi ?
untuk menghantam egomu
memenggal sempitnya kepalamu
mengoyak isi hati
memburu dimana letak nuranimu
memburai semua makar
cukupkah bau amis selama ini ?
untuk mengenyangkan semua nafsu
menyenangkan iblis yang bersemayam
menyunggingkan senyum dibibirmu, keparat!
terlalu banyak bunga tergugur untuk belasungkawa
terlalu lumrah hari hari duka berbalut awan berabu
cukup!
telah kering darah dan air mata,
apalagi yang harus menitik bila luka ?
alfalah : 090904
17 September 2004
16 September 2004
Jika Syahid adalah Bunga
maka ijinkanlah dia lindap direlung hati ini dan mengantarnya untuk merekah merah diantara dinding bisu palestina
alfalah 5:47 AM 9/16/2004
alfalah 5:47 AM 9/16/2004
12 September 2004
Kado Cahaya
engkaulah rinai hujan yang bercerita tentang pagi
seolah menahan lelap kita
untuk tetap terjaga dalam buaian mimpi
bangunlah,
saat ini kita akan mengeja hari
mengimla detik demi detik pada lembaran diari
seindah harmonisasi partitur
yang mengiramakan detak jiwa
takdir ini akan kulukis pada putik taman hati
dan biarkan ia merekah
serupa rona melati
hingga senja usai dan malam mengurai kelam
saat itu kita adalah sajak sajak cahaya
pada untaian rindu yang nisbi
berbingkai sahdu syahadah
alfalah 5:38 PM 9/12/2004
seolah menahan lelap kita
untuk tetap terjaga dalam buaian mimpi
bangunlah,
saat ini kita akan mengeja hari
mengimla detik demi detik pada lembaran diari
seindah harmonisasi partitur
yang mengiramakan detak jiwa
takdir ini akan kulukis pada putik taman hati
dan biarkan ia merekah
serupa rona melati
hingga senja usai dan malam mengurai kelam
saat itu kita adalah sajak sajak cahaya
pada untaian rindu yang nisbi
berbingkai sahdu syahadah
alfalah 5:38 PM 9/12/2004
05 September 2004
Epilog Pagi
kapankah badai akan menemui waktunya
dalam mimpi
hanya ada derai cemara
yang menelisik hati
lalu sontak!
: hari telah berganti
alfalah 10:55 PM 9/5/2004
dalam mimpi
hanya ada derai cemara
yang menelisik hati
lalu sontak!
: hari telah berganti
alfalah 10:55 PM 9/5/2004